Di era keterbukaan dan globalisasi ini tampaknya motto sedikit bicara banyak bekerja di dunia medis tidaklah tepat. Sumber informasi yang membanjir membuat pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakitnya jadi meningkat tajam. Karena itu tidaklah tepat bila seorang dokter mendiagnosa dan mengobati pasiennya dengan memposisikan diri sebagai orang yang serba bisa dan serba tahu dan pasien adalah orang yang serba nurut.
Bila dokter tersebut berencana melakukan tindakan medik yang belum pasti hasilnya atau beresiko membawa dampak kecacatan dan kematian ujung-ujungnya motto tersebuat akan menuai masalah / gugatan hukum dengan tuduhan malpraktek.
Namun apakah motto harus beralih menjadi banyak bicara banyak bekerja? Tentunya hal ini tidak memungkinkan dilakukan di tempat yang padat antriannya dimana semua pasien menuntut layanan cepat hasil selamat dan sembuh (poli umum) atau tempat yang membutuhkan tindakan segera (IGD). Tentu akan menimbulkan kemarahan dan kegelisahan bagi pasien dan keluarga dan bahkan dokter bisa diasumsikan bodoh karena terlalu banyak bertanya.
Karena itu buat para dokter, RSJ Menur Surabaya mengundang anda untuk hadir pada Workshop terakreditasi IDI

Membangun Komunikasi Dokter dengan Pasien yang Efektif.

Pada
Hari/Tanggal : Senin, Selasa/18 dan 19 Mei 2009/Pk 07.00 WIB
Bertempat di Hotel Inna Simpang Jln Pemuda 1-3 Surabaya
Pendaftaran : Rp.1 Juta termasuk akomodasi (1 malam di hotel/18 Mei), konsumsi, kit, sertifikat terakreditasi

Buat yang berminat Hub :
Ibu Mumun (081 232 68 754)
Ibu Endah (081 832 0593)
dr Melani (081 550 77 986)

Workshop akan dibuka oleh Bp, Gubernur Jawa Timur, Dr. Soekarwo, SH.MHum

Narasumber
dr. Rusdi Maslim, SpKJ, MARS (Jakarta)
Pengenalan Arti dan Syarat-Syarat Komunikasi Kesehatan
Self Assessment Communication Skill
Pengenalan Faktor Penunjang/Hambatan Komunikasi Kesehatan
dr. Marlina. S.M.SpKJ(K)
Teknik Komunikasi dengan Pasien Lansia
dr. Sasanti Yuniar, SpKJ(K)
Teknik Komunikasi dengan Pasien Anak dan Remaja
dr. Hendro Riyanto, SpKJ, MARS
Komunikasi Dokter dengan Media Massa
dr. Didi Aryono, B, Sp.KJ
Strategi Komunikasi terhadap Pasien Pasca Trauma
dr. Yulius Efendi, SpKJ
Mengenal Karakter Pasien/Keluarga secara Cepat
Menjalin Jejaring Komunikasi dengan Tim Medis
dr. Urip Murtedjo, Sp.B,PGD.Pall.Med.
Komunikasi menghadapi pasien di UGD
dr. Joni Wahyudi. Sp.Bedah Syaraf
Strategi Komunikasi menuju Informed Consent
dr. Edi Suyanto, SpF. SH
Cara Berkomunikasi menghadapi Tuntutan Hukum
dr. A.A.A.M. Rani Dewi, Sp.THT.MARS
Fungsi Pendengaran sebagai Salah Satu Unsur dalam Komunikasi
DKK Surabaya
Pengalaman Komunikasi Dokter dan Pasien di Puskesmas

Posted by: rsjiwamenur | March 5, 2009

UNDANGAN SEMINAR PSIKOLOGI

 

Dalam rangka Ulang Tahun Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yang ke 32 kami mengundang anda para psikolog, mahasiswa dan masyarakat umum untuk hadir dalam seminar sehari dengan topik :

 

 

TANTANGAN BARU BAGI PSIKOLOG

DI RUMAH SAKIT MENUJU PROFESIONALITAS DALAM BEKERJA

 

 

 

Seminar akan dilaksanakan pada

Hari        :  Minggu

Tanggal  :  22 Maret 2009

Tempat   :  Graha Menur Lt 2

 Jln Menur 120 Surabaya

HTM       :  Mahasiswa S2 dan Umum : Rp 100.000

 Mahasiswa S1                 : Rp   75.000

Fasilitas   :  Seminar Kit, Sertifikat

 

 

Pendaftaran dan Informasi Hubungi

1.    Mumum Zurida Emilia, S.KM  : 081-23268754

2.    Dwi Indah P  S.KM                : 031-72098185

3.    RS Jiwa Menur

         Jln Menur 120 Surabaya

         Telp      : 031-5021635 Pswt 144

         Fax       : 031-5021636 – 5021637

         Email    : rsj.menur@yahoo.com

                      rsjmenur@ymail.com

 

 

Graha Menur

Graha Menur

 

 

Dalam Liputan PKMRS-Pemasaran 26 Nopember 2008

 

Direktur RSJ Menur (paling kanan) dalam Tinjauan Lapangan

Direktur RSJ Menur (paling kanan) dalam Tinjauan Lapangan

Tanggal 26 Nopember 2008 bertempat di RSJ Menur Surabaya diadakan kegiatan tinjauan lapangan bagi dokter dan perawat puskesmas kabupaten/ kota dalam rangka penanganan gelandangan psikotik di Jawa Timur tahun 2008. Tinjauan lapangan ini merupakan kelanjutan dari Rapat Koordinasi (Rakor)/pelatihan  yang dilaksanakan pada sehari sebelumnya yaitu tanggal 25 Nopember 2008 yang dilaksanakan di hotel Cendana Surabaya.

Kegiatan ini merupakan program dari pemerintah propinsi Jawa Timur bidang kesejateraan masyarakat yang berkomitmen untuk menangani masalah Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial (PMKS).

 

Seperti disampaikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat Propinsi Jawa Timur, rakor dan tinjauan lapangan ini merupakan salah satu bentuk realisasi dari MOU antara Pemerintah Propinsi Jatim dengan kabupaten/ kota mengenai penanganan PMKS tahun 2004.

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan MOU tersebut dibentuk Komite penanganan PMKS yang bertugas mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait.

 

dr. Yulius, Sp.KJ  menjelaskan materi kepada peserta tinjauan lapangan

dr. Yulius, Sp.KJ menjelaskan materi kepada peserta tinjauan lapangan

Rakor dan tinjauan lapangan ini diikuti oleh sekitar 180 dokter dan perawat puskesmas sejawa timur.

 

Rakor dan tinjauan lapangan ini diadakan karena penanganan PMKS tidak mungkin ditangani sendiri oleh kabupaten maupun kota tertentu mengingat mobilitas PMKS yang sangat tinggi sehingga tidak dapat dibatasi oleh garis administratif pelayanan. Sampai saat ini di Jawa Timur ada 5 kelompok PMKS yang meliputi Anjal 9.848 orang, WTS 6.097 orang, pengemis 3.731 orang gelandangan 1.847 orang dan psikotik 1665 orang . PMKS kategori psikotik ini perlu mendapat perhatian tersendiri karena 3 alasan yaitu mobilitasnya yang tinggi, keberadaannya mengganggu kamtibmas dan  perilakunya yang bertentangan dengan hukum dan norma.

 

 

Penderita gangguan jiwa di Jawa Timur selama ini jumlahnya sekitar 100 ribu orang, gelandangan psikotik yang ditampung di Liponsos keputih sebanyak 711 jiwa , sedangkan penderita gangguan jiwa di rawat inap RSJ Menur Surabaya kurang lebih sekita 150 -180 orang dengan rawat jalan sekitar 110 – 120 orang. Sebagian dari mereka tidak diketahui latar belakang keluarganya atau tidak ada lagi kerabat yang bersedia dan atau mampu mengurusinya. Penanganan mereka ini berbeda dengan PMKS lain yang bisa ditangani satu Instansi seperti Dinas Sosial dan bisa dirujuk menjadi tanggung jawab kabupaten/ kota asal PMKS tersebut.

 

Selama ini tidak jarang terjadi saling lempar tanggung jawab antara kabupaten/ kota bila salah satu wilayah tersebut mengadakan razia gelandangan psikotik dan mencoba mengirim ke Rumah Sakit Jiwa, kadang hasil razia akan dilepas begitu saja karena pihak rumah sakit tidak mau merawat denga alasan tidak ada anggaran, demikian juga aparat pemerintah yang merazia juga keberatan menanggung beban perawatan gelandangan psikotik karena merasa bukan penduduknya.

 

Oleh karena itu  diharapkan setiap rumah sakit umum daerah dapat memberikan sarana / prasarana seperti menyiapkan satu ruangan di RSUD sebagai tempat perawatan/pengobatan gelandangan psikotik.

Disamping itu setelah dinyatakan sembuh  secara medis dan kembali ke masyarakat diharapkan semua harus mengorangkan, memberi pekerjaan yang sesuai dan menghidupkan kembali TPKJM (Tim Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat) untuk  wadah koordinasi pembinaan dan kerjasama lintas sektoral di bidang kesehatan Jiwa dan sebagai deteksi dini gangguan jiwa masyarakat.

 

Sedangkan bagi para dokter dan perawat diharapkan setelah rakor dan tinjauan lapangan ini bersedia dan ikhlas memberikan perawatan / pengobatan  yang sesuai kepada para penderita psikotik di tempat tugas masing masing.

(Dinarasikan oleh Inst PKMRS-Pemasaran RSJ Menur)

Tanggal 26 Nopember 2008 bertempat di RSJ Menur Surabaya diadakan kegiatan tinjauan lapangan bagi dokter dan perawat puskesmas kabupaten/ kota dalam rangka penanganan gelandangan psikotik di Jawa Timur tahun 2008. Tinjauan lapangan ini merupakan kelanjutan dari Rapat Koordinasi (Rakor)/pelatihan  yang dilaksanakan pada sehari sebelumnya yaitu tanggal 25 Nopember 2008 yang dilaksanakan di hotel Cendana Surabaya.

Posted by: rsjiwamenur | January 26, 2009

Hati-Hati Buat Orang yang Mulai Malas Bekerja…

Liputan Konas V  Keperawatan Kesehatan Jiwa – Nopember  2008 

 

 

PjS Gubernur Jatim Setia Purwaka Membuka Konas V

PjS Gubernur Jatim Setia Purwaka Membuka Konas V

“Hati-hati buat orang yang mulai malas bekerja, karena bagi mereka yang mulai malas bekerja bisa beresiko menjadi gangguan jiwa Read More…

Categories